Piknik Seru di Mataram

Saya selalu berpikir kalau liburan ke Lombok itu ya harus ke pantai—entah ke Gili, Senggigi, atau Kuta Mandalika. Tapi siapa sangka, ternyata saya justru jatuh cinta sama pengalaman paling sederhana: piknik santai di tengah kota Mataram.

Nggak ada pasir, nggak ada perahu, tapi rasanya tetap hangat dan menyenangkan. Kadang, momen terbaik itu datang dari hal-hal sederhana yang nggak direncanakan terlalu rumit.

Piknik ini jadi bagian kecil dari itinerary paket wisata di Lombok yang saya ambil bersama teman-teman kampus. Dan ternyata, piknik di tengah kota bisa jadi momen healing yang nggak kalah seru dibanding ke tempat wisata mainstream.

Pagi yang Tenang di Taman Sangkareang

Hari itu dimulai dengan sarapan ringan di penginapan. Setelahnya, kami langsung menuju Taman Sangkareang, salah satu taman kota paling ikonik di Mataram. Lokasinya strategis, dekat pusat kota dan mudah dijangkau.

Begitu sampai, suasananya langsung bikin rileks. Pepohonan rindang, suara burung, dan banyak warga lokal yang olahraga atau sekadar duduk santai. Kami gelar tikar di bawah pohon besar, buka keranjang makanan, dan mulai hari dengan kopi panas dan obrolan ngalor-ngidul.

Yang saya suka dari taman ini adalah vibes-nya yang lokal banget. Bukan tempat wisata turis, tapi justru di situlah letak keistimewaannya. Rasanya seperti jadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Mataram.

Jajanan Lokal Jadi Bintang Utama

Apa gunanya piknik tanpa makanan enak?

Kami sengaja nggak bawa bekal dari luar. Sebaliknya, kami keliling sebentar di sekitar taman dan beli berbagai jajanan lokal dari pedagang kaki lima. Ada sate pusut, pelecing tempe, rujak, dan es kelapa muda. Semuanya sederhana, tapi rasanya luar biasa karena dinikmati bareng di udara terbuka.

Sambil makan, kami main kartu, tebak-tebakan, dan nggak berhenti ketawa karena hal-hal receh. Saya sadar betul, suasana kayak gini yang kadang bikin liburan jadi lebih membekas daripada sekadar foto-foto di tempat mahal.

Mampir ke Museum NTB: Edukatif Tapi Santai

Setelah puas duduk-duduk di taman, kami lanjut jalan kaki santai ke Museum Negeri Nusa Tenggara Barat. Letaknya nggak jauh dari Taman Sangkareang, dan bisa dicapai hanya dengan beberapa menit berjalan kaki.

Museum ini jadi semacam jeda yang pas setelah makan siang. Di dalamnya, kami bisa lihat berbagai peninggalan budaya Suku Sasak, koleksi kain tenun, hingga replika rumah adat.

Kalau ikut paket wisata di Lombok dari agen yang memahami keunikan lokal, biasanya museum ini memang dimasukkan sebagai opsi wisata edukatif yang tetap ringan dan menyenangkan.

Duduk Santai di Taman Udayana Sore Hari

Sekitar jam 4 sore, kami pindah ke Taman Udayana—taman kota lain yang nggak kalah terkenal di Mataram. Tempat ini lebih luas, dan biasanya jadi tempat jogging atau kumpul komunitas.

Kami datang bukan untuk olahraga, tapi untuk duduk santai sambil lihat matahari sore yang jatuh di balik pepohonan. Ada pedagang kopi keliling, anak-anak main bola, dan suasana yang terasa sangat “rumah”.

Beberapa dari kami bahkan sempat rebahan di rumput, buka buku, dan ngobrol pelan sambil sesekali diselingi suara motor lewat. Mungkin kedengarannya biasa, tapi buat kami, itu momen damai yang nggak bisa dibeli.

Piknik di Kota = Nggak Ribet Tapi Tetap Seru

Buat saya pribadi, piknik di Mataram justru jadi semacam penyeimbang dari wisata alam Lombok yang biasanya penuh tenaga—entah itu naik bukit, snorkeling, atau hopping island.

Dengan suasana kota yang relatif tenang, piknik memberi ruang buat benar-benar ngobrol, tertawa, bahkan menyendiri tanpa tekanan. Dan yang paling penting: kita nggak perlu jauh-jauh untuk menikmatinya.

Dalam satu hari, kami bisa mengunjungi dua taman kota, satu museum, dan mencicipi banyak makanan lokal. Semuanya dalam radius yang dekat dan tanpa perlu buru-buru.

Tips Biar Piknik di Mataram Makin Seru

Kalau kamu juga tertarik coba pengalaman seperti ini, berikut beberapa tips dari saya:

  • Pilih taman kota yang rindang dan bersih, seperti Sangkareang atau Udayana
  • Bawa tikar, speaker mini, dan board game
  • Jangan lupa cemilan lokal — bisa beli di sekitar taman atau pasar tradisional
  • Cek cuaca, biar nggak kena hujan dadakan
  • Kalau bisa, ajak orang yang asyik diajak ngobrol santai

Kalau kamu ikut trip dari jasa tour lokal yang paham sudut-sudut kota, biasanya mereka punya waktu bebas yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas seperti ini. Apalagi kalau ambil paket wisata di Lombok dari penyedia yang ngerti cara membuat itinerary yang seimbang antara wisata alam dan pengalaman budaya.

Mataram: Kota Transit yang Punya Banyak Cerita

Selama ini, banyak orang menganggap Mataram hanya sebagai kota transit—tempat menginap sebelum ke Gili atau Mandalika. Tapi sebenarnya, kota ini menyimpan banyak pengalaman kecil yang layak dicoba.

Piknik santai di taman, ngopi di warung kaki lima, menyusuri pasar pagi, atau sekadar menyapa warga lokal—semuanya bisa jadi bagian dari liburan yang nggak biasa. Kadang yang kita butuhkan bukan destinasi spektakuler, tapi ruang untuk merasa hidup sepenuhnya di momen sederhana.

Dan Mataram? Kota ini memberikannya dengan sangat tulus.