Camping Seru di Pantai Tanjung Aan: Satu Malam, Seribu Bintang

Camping di pinggir pantai itu salah satu hal yang selalu ada di bucket list saya, tapi baru benar-benar kesampaian setelah diajak teman ke Pantai Tanjung Aan, Lombok. Katanya sih, ini bukan pantai biasa—airnya bening banget, pasirnya unik, dan yang paling menarik: kamu bisa camping langsung di pinggir pantai, bangun pagi-pagi, dan buka tenda langsung menghadap laut. Gila sih.

Kami berenam berangkat dari Mataram sore hari. Jalanan menuju Tanjung Aan cukup mulus, dan sepanjang jalan udah terasa nuansa tropisnya. Bukit hijau, sawah, sapi-sapi santai di pinggir jalan—Lombok banget. Tapi jujur, waktu pertama kali nginjak pasir Tanjung Aan… saya langsung diem. Cantik banget.

Pasir Merica dan Lautan Biru

Jadi gini, Pantai Tanjung Aan punya pasir yang unik. Bukan seperti pasir halus biasa, tapi teksturnya mirip butiran merica kecil. Tetap nyaman diinjak, dan bikin sensasi jalan kaki jadi beda. Air lautnya biru toska, jernih, dan nyatu sempurna sama langit biru yang tanpa awan.

Begitu sampai, kami langsung buka tenda di pojokan pantai yang agak tersembunyi di balik tebing kecil. Tempatnya tenang, agak jauh dari warung-warung. Sore menjelang malam, kami mulai bikin api unggun kecil dan masak mi instan—ya, klasik anak camping. Tapi vibes-nya itu lho, susah dijelasin.

Malam di Bawah Langit Tanjung Aan

Begitu malam turun, suasana pantai berubah total. Lampu-lampu di kejauhan nyaris nggak kelihatan. Suaranya cuma suara deburan ombak, angin laut yang lembut, dan sesekali cicak yang lewat di tenda. Tapi langitnya? Wah, langitnya penuh bintang.

Tidur di tenda, di pasir, sambil dengerin suara ombak dan ditemani ribuan bintang adalah pengalaman yang susah banget dicari di tempat lain. Saya nggak berlebihan—ini salah satu malam terbaik yang pernah saya alami.

Dan yang bikin lebih menyenangkan, di pagi harinya kita langsung bisa nyebur. Literally buka tenda, jalan lima langkah, dan nyemplung ke laut. Nggak ada yang bisa ngalahin segarnya mandi laut setelah semalam tidur beratap bintang.

Aktivitas Seru Saat Camping di Tanjung Aan

Selain tidur di tenda dan main air, banyak hal kecil yang bisa bikin camping di sini makin berkesan. Misalnya:

  • Snorkeling ringan: Airnya cukup jernih buat lihat ikan kecil dan karang dangkal.

  • Trekking ke Bukit Merese: Nggak jauh dari tempat kami pasang tenda, ada jalur kecil ke Bukit Merese. Kalau pagi hari, kamu bisa dapet sunrise paling cakep se-Lombok.

  • Main voli pantai: Pasirnya lembut dan luas, cocok banget buat main bola atau sekadar main lempar-lemparan.

  • Ngobrol sama warga lokal: Kami sempat ngobrol sama pemilik warung yang cerita tentang sejarah pantai ini dan kenapa pasirnya bisa unik banget.

Kalau kamu pengen dapat pengalaman camping seperti ini tanpa ribet atur sana-sini, sekarang juga banyak opsi seperti paket wisata 3d2n yang udah mencakup itinerary, transportasi, hingga spot camping yang aman. Jadi kamu tinggal bawa baju ganti, semangat, dan kamera buat ngabadikan momen!

Suasana yang Sulit Dilupakan

Momen favorit saya selama camping itu justru bukan waktu main air atau trekking, tapi waktu malam menjelang tidur. Di situ kami duduk melingkar, saling cerita, tertawa, nyalain lilin kecil, sambil makan cemilan sisa.

Kami bicara soal hidup, soal masa kecil, bahkan soal mantan (ini penting). Dan semua itu terjadi dalam suasana yang… hening tapi hangat. Nggak ada distraksi, nggak ada gadget, cuma kami dan alam.

Tanjung Aan bukan cuma tempat camping, tapi tempat buat terkoneksi ulang—dengan alam, dan dengan diri sendiri.

Tips Jitu Camping di Tanjung Aan

Buat kamu yang pengen coba camping di sini juga, saya kasih beberapa tips dari pengalaman pribadi:

  1. Datang di hari biasa, biar suasana lebih sepi dan alami.

  2. Bawa trash bag sendiri, jangan ninggalin sampah sekecil apa pun.

  3. Gunakan headlamp, karena malam di pantai bisa gelap banget.

  4. Pilih tenda yang tahan angin, kadang hembusan laut bisa cukup kencang.

  5. Jangan terlalu dekat bibir pantai, jaga-jaga pasang naik.

Bukan Liburan Biasa

Liburan di Lombok itu bukan cuma tentang foto-foto di tempat estetik. Kadang yang paling membekas justru hal-hal yang sederhana: tidur di tenda, ngobrol di bawah bintang, nyeduh kopi dengan kompor portable, dan bangun pagi dengan suara ombak sebagai alarm alami.

Tanjung Aan ngajarin saya untuk pelan-pelan, untuk berhenti sejenak dan meresapi. Bahwa “healing” itu nggak selalu tentang kemewahan, tapi tentang momen. Dan momen-momen itu, saya dapatkan semua di satu malam camping di pantai ini.